Wabah Covid-19 sudah memberi gambaran atas keberlangsungan dunia pengajaran di masa datang lewat kontribusi tehnologi. Tetapi, tehnologi masih tetap tidak bisa gantikan peranan guru, dosen, dan hubungan belajar di antara siswa dan pendidik karena pembelajaran bukan sekedar mendapat pengetahuan tapi juga mengenai nilai, kerja-sama, dan kapabilitas. Keadaan wabah ini jadi rintangan tertentu untuk kreasi tiap pribadi dalam memakai tehnologi untuk meningkatkan dunia pengajaran.
Rintangan ini jadi peluang untuk semuanya mengenai bagaimana pemakaian tehnologi alternatif pendidikan ini bisa menolong bawa mahasiswa dan siswa jadi kapabel untuk era ke-21. Ketrampilan yang terpenting pada era ke-21 adalah self-directed learning atau pembelajar berdikari sebagai outcome dari pembelajaran.
Kondisi genting nasional yang dikeluarkan Pemerintahan Indonesia yang disebabkan karena COVID 19 mewajibkan proses belajar mengajarkan harus dilaksanakan secara DARING dan dikerjakan di dalam rumah. Pemerlakukan sekolah virtual (online) dimulai dari SD,SMP, SMA hinga Perguruan Tinggi juga harus terpaksa dan harus jalankan proses pengajaran pada jalan virtual. Pemerlakukan sekolah virtual ini, sebagai jalan terbaik untuk kelangsungan proses pengajaran. Karena pengajaran adalah beberapa pilar peradaban. Majunya negara tergantung pada majunya pengajaran.
Pengembangan yang dapat dilaksanakan dengan manfaatkan piranti simpel untuk media dari lonelantern.org evaluasi oleh guru seperti memanfatakan TV. Dengan disambungkan ke Smartphone atau netbook supaya anak-anak yang mempunyai masalah ketakmampuan mempunyai gawai dapat lakukan belajar secara bergerombol dan dengan prosedur kesehatan di bawah tuntunan guru.
Periode wabah ini bisa latih dan memberikan rutinitas jadi pembelajar berdikari lewat beragam kelas online atau seminar-online yang dituruti oleh mahasiswa. Disamping itu, mahasiswa dapat bekerja bersama satu sama lainnya untuk menuntaskan persoalan dalam evaluasi dan hadapi persoalan riil yang ada.Ada juga beberapa peranan yang tentu saja berperan untuk tingkatkan pengajaran di Indonesia.
Peranan Guru
Guru dituntut untuk berpikir inovatif dan inovatif dalam memberi evaluasi secara online, hingga anak anak tidak jemu dalam terima evaluasi itu, bagaimana tingkat pengetahuan anak atas materi materi yang sudah diberi secara online, lewat diskusi interaktif di antara guru dan anak, memunculkan tingkat pemahanan anak atas materi yang bagus.
Peranan Anak
Peranan Orang-tua
Orang-tua ketika evaluasi online benar-benar dibutuhkan oleh anak, khususnya pada anak-anak tingkat SD, orangtua dituntut agar bisa menerangkan apa yang diterangkan oleh pendidik, dan bisa menolong kerjakan pekerjaan tugas rumah anak-anak. Peranan penting orang-tua yang lain yang penting memberi sarana seperti smartphone, netbook, internet, paket dan beberapa bahan untuk kerjakan tugas rumah. Ini memacu ketimpangan karena ketika pandemi ini banyak penghentian hubungan kerja di kelompok pekerja, pemangkasan upah karena imbas wabah dan menyusutnya pendapatan untuk aktor UMKM. Jangankan untuk memberi sarana pengajaran, untuk makan saja susah. Dengan begitu, saat anak tidak dapat ikuti pembe;ajaran, hingga memunculkan keputusaasaan dan memunculkan putus sekolah.
Sebagai referensi nantinya, semua elemen yang menekuni di dunia pengajaran terutamanya disekolahan diperlukan komunikasi dan koordinir dan kerjasama yang bagus antara komponen. Kapabilitas dan keterampilan guru dalam evaluasi sampai terbuka info sama sesuai dinamika jaman sangat dibutuhkan. Guru harus juga bisa menghitung dan menilai beban belajar peserta didik. Beban belajar peserta didik harus rasional dan terarah baik scara materi atau waktu. Guru jangan cuma hanya memberi pekerjaan secara asal-asalan tapi tidak menilainya. Tak lupa guru bisa memberi animo ke peserta didik supaya arah evaluasi terwujud. Disamping itu, kurikulum yang evaluasi online ialah kurikulum yang fleksibel dan hadapi peralihan jaman, baik wabahk atau yang lain.