Kemdikbudristek melalui Direktorat Jenderal guru dan energi Kependidikan (Ditjen GTK) meluruskan beberapa kesalahpahaman tentang kesiapan anak masuk Sekolah Dasar (SD).
Dirjen GTK Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengatakan ketika ini, pada faktanya masih kerap ditemui miskonsepsi ihwal kesiapan anak masuk SD. Orang tua pada Indonesia umumnya masih cenderung fokus di kesiapan akademis saja.
“Orang tua menduga bidang kurikulum seperti literasi serta numerasi atau calistung menjadi penentu utama kesiapan anak sekolah. Melupakan aspek-aspek yang lain yang jua sangat krusial, faktor psikologis, kematangan anak, serta juga mengabaikan prinsip-prinsip pada taktik pembelajaran terutama dalam konteks anak usia dini yaitu bermain,” jelasnya dalam siaran Survei Kesiapan Sekolah yg digelar sang guru Dikdas Kemendikbudristek secara daring
Kesalahpahaman Soal Anak Masuk Sekolah Dasar
Iwan menjelaskan bahwa kesiapan akademis, terdapat juga miskonsepsi lain yang hadir pada kalangan orang tua dan pihak terkait mirip guru, yakni anak yang akan masuk Sekolah Dasar telah wajib pandai .
Mempertegas yang dipaparkan oleh Iwan, Irma Yuliantina asal Universitas Panca Sakti menjelaskan sebetulnya aspek kesiapan anak-anak buat masuk jenjang Sekolah Dasar terdapat beberapa.
di antaranya artinya aspek fisik, aspek kesejahteraan fisik, aspek emosi, aspek pengenalan, aspek literasi, aspek numerasi, dan aspek keterlibatan anak dalam pembelajaran.
“Ini semua tidak terdapat hierarkinya, baik aspek fisik, kesejahteraan fisik, aspek pengenalan, aspek emosi, itu sama pentingnya menggunakan aspek literasi dan numerasi,” tegasnya dalam kesempatan yg sama.
standar Lulusan PAUD
ad interim itu, profil lulusan PAUD pula telah tertuang pada STPPA atau baku taraf Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini melalui Permendikbudristek angka 7 Tahun 2022 tentang baku Isi di PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, serta Jenjang Pendidikan Menengah.
Lantas apa saja baku lulusan PAUD menurut aturan tersebut? Simak rinciannya pada bawah ini.
Standar Kompetensi Lulusan PAUD berdasarkan Permendikbudristek
1. Mengenal dan percaya kepada yang kuasa yg Maha Esa, mengetahui ajaran utama kepercayaan dan memperlihatkan sikap mencintai dirinya, sesama manusia, jua alam sebagai ciptaan dewa yg Maha Esa melalui sikap aktif merawat diri dan lingkungan
dua. Mengetahui ciri-ciri diri, tahu kebiasaan famili, sekolah, juga rakyat, dan mengetahui bahwa dia adalah bagian asal penduduk Indonesia dan memahami adanya negara lain pada dunia
3. Mengenali emosi, mampu mengontrol keinginannya menjadi sikap menghormati cita-cita orang lain dan mampu berinteraksi menggunakan teman sebaya
4. Mengenali dan menghargai norma serta hukum yg berlaku, punya rasa senang menggunakan belajar, menghargai usahanya sendiri dalam sebagai lebih baik, punya impian berusaha pulang waktu belum berhasil
lima. Punya daya imajinasi dan kreativitas dalam bentuk tindakan sederhana atau karya yang diciptakan dari kemampuan kognitif, afektif, seni, dan keterampilan motorik halus-kasar
6. bisa menjelaskan alasan, pilihan, dan keputusannya, mampu memecahkan pertarungan yang sederhana, memahami hubungan sebab-akibat atas sesuatu yang ditentukan hukum alam
7. mampu menyimak, punya pencerahan pesan teks, alfabetik, dan fonemik, pula punya kemampuan dasar buat menulis, mengerti instruksi sederhana, bertanya, mengutarakan gagasan, dan memakai kemampuan berbahasanya buat bekerja sama
8. memiliki pencerahan bilangan, bisa mengukur dengan satuan tidak standar, sadar menggunakan adanya persamaan dan disparitas ciri antarobjek, dan punya kesadaran ruang serta ketika.