Pendidikan menjadi instrumen fundamental suatu bangsa. Pendidikan adalah modal utama membangun sumber daya manusia handal. Tak ada satupun negara maju tanpa adanya sumber daya unggul. Intelektualitas adalah syarat mutlak menjadi negara maju.
Pendidikan merupakan instrumen masa depan dalam merebut panggung dunia. Ketergantungan dunia terhadap teknologi mutakhir sangat memengaruhi semua aspek kehidupan. Media sosial menjadi wabah tak terkecuali di bidang pendidikan. Sistem kegiatan belajar mengajar beralih dari luring (offline) menjadi daring (online). Pada saat pandemi melanda dunia, pemerintah berjibaku menyiapkan sistem belajar dengan sistem daring (online). Namun kendala terjadi ketika infrastruktur tidak merata dan wilayah Indonesia yang sangat luas. Rangkaian tantangan tersebut, menjadikan Indonesia berupaya membangun fasilitas dan infstruktur pendidikan di wilayah 3T (terluar, terdalam, dan terdepan).
Dengan demikian pemerataan akses pendidikan terutama pendidikan tinggi (universitas) menjadi pekerjaan rumah menahun bagi pemerintah. Rencana Presiden Joko Widodo membangun pusat pendidikan internasional di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru merupakan sebuah angin segar. Kita sambut dengan suka cita bahwa bangsa Indonesia akan memiliki universitas kelas dunia. Apalagi universitas ini telah mendapat rekognisi seorang Guru Besar Harvard University. Adalah Prof. Dr. Roberta Malee Basset yang memuji rencana menjadikan IKN sebagai pusat pendidikan internasional.
Pujian Guru Besar Harvard tersebut terendus ketika Billy Mambrasar menyelesaikan tugas akhirnya kepada Guru Besar yang juga seorang ahli Pendidikan Tinggi Bank Dunia tersebut dan memuji rencana pembangunan kampus berskala internasional di IKN.
Prof. Basset memuji langkah nyata pemertaan Presiden Jokowi untuk membangun sebuah perguruan tinggi dengan kualitas internasional. Memusatkan diri pada pengembangan teknologi dan sumber daya manusia yang berkelanjutan. Menurtnya hal ini menjadi investasi penting dalam membangun perguruan tinggi based on science and technology yang akan mendorong Indonesia naik level menjadi negara maju.
Rekonisi dari seorang Guru Besar ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Indonesia siap berpacu berkompetisi dengan negara maju lainnya. Apalagi jika perguruan tinggi tersebut mampu menjawab harapan dan cita-cita yang melahirkan saintis-saintis kelas dunia.
Adapun strategi sebagai pijakan awalnya menggunakan pendekatan steering, sebuah paradigma Bank Dunia yang menyusun komponen terdiri dari pembangunan diversifikasi sistem pendidikan tinggi, mengoptimalkan teknologi, menjamin akses dan biaya yang terjangkau bagi semua kalangan, optimalisasi sumber daya efisien, dan menjamin proses belajar mengajar yang tahan di segala kondisi.
Tentu kita berharap dibangunnnya perguruan tinggi kelas dunia membawa perubahan bagi bangsa. Sebagai sebuah bangsa yang memiliki akar historis kokoh, tentu pendidikan tinggi tidak hanya mentransfer pengetahuan, tapi juga nilai kenusantaraan yang egaliter, inklusif, dan harmoni dengan alam. Kita berharap lahir ilmuwan-ilmuwan tangguh, kompeten, dan berdaya saing tinggi. Di saat yang sama, mereka mampu menjawab tantangan krisis iklim dan budaya manusia modern yang tidak ramah pada alam dan lingkungan.
Karena sejatinya pendidikan tidak hanya transfer of knowledge, tapi juga transfer of value. Membangun jiwa dan raga bangsa Indonesia tanpa tercerabut dari akar budaya dan historisnya.