5 Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang, Siswa Diajarkan Mandiri Sejak Dini – Jepang ialah salah satu negara yang memiliki banyak keunikan. Jepang merupakan salah satu negara yang jadi impian untuk banyak orang untuk didatangi. Keunikan dan kebudayaannya yang masih kental membuat tidak sedikit orang penasaran dengan Negeri Sakura ini.
Kebiasaan- kebiasaan unik warga Jepang apalagi menarik untuk ditelaah, terlebih tentang sistem pendidikannya yang di mana siswa telah dibiasakan mandiri sejak dini. Sistem pendidikan Jepang ialah salah satu sistem yang sering dijadikan kiblat di sebagian negara.
Pendidikan sangat berarti untuk pengembangan warga di suatu negara. Oleh karena itu, pemerintah hendak terus mengupayakan sistem pendidikan terbaik untuk masyarakatnya. Tetapi pelaksanaan suatu sistem pendidikan wajib disesuaikan dengan warga.
Meski Jepang membolehkan dijadikan contoh, tetapi mempraktikkan sistem pendidikan Jepang di negara lain tidaknya gampang, alasannya Kerutinan dan tabiat masyarakatnya pula telah berbeda. Pelaksanaan secara universal memanglah sangat susah, tetapi jika seseorang orang mau mencoba menerapkan untuk dirinya sendiri masih memungkinkan.
1. 3 Tahun Awal Fokus Pengembangan Karakter
Fakta unik awal dari sistem pendidikan di Jepang merupakan kalau siswa di Jepang tidak menjajaki tes hingga duduk di kelas 4. Terdengar unik memanglah, awal- awal tahun masuk sekolah, siswa di Jepang difokuskan pada pengembangan kepribadian dan membentuk sikap yang baik.
Sekolah Jepang mengutamakan sopan santun saat sebelum pengetahuan. Tujuan siswa sepanjang 3 tahun awal merupakan meningkatkan kepribadian anak dan membentuk sikap yang baik, bukan memperhitungkan pengetahuan mereka. Para siswa belajar gimana jadi murah hati, berempati, dan penuh kasih. Para siswa pula diajarkan untuk menghormati orang lain dan meningkatkan jalinan yang lembut dengan alam dan hewan.
2. Para Siswa Bersihkan Sekolah Tanpa Bantuan Petugas
Fakta unik kedua tentang sistem pendidikan di Jepang merupakan dimana para siswa membersihkan sekolah sendiri tanpa bantuan petugas kebersihan. Siswa diajarkan mandiri sejak dini dengan bertugas membersihkan sekolah. Siswa bertanggung jawab atas kebersihan ruang kelas, kantin, apalagi wc.
Sistem pendidikan Jepang yakin kalau bersih- bersih bersama mengarahkan siswa untuk saling menolong dan bekerja dalam regu. Dengan menghabiskan waktu mereka untuk mengelap meja, menyapu, dan mengepel lantai, siswa belajar menghargai pekerjaan mereka sendiri dan pekerjaan orang lain.
Siswa dipecah jadi sebagian kelompok yang piket bergiliran mengerjakan tugas- tugas, semacam menyapu, mengelap cermin jendela, menyikat Toilet, dsb. Tiap tahun kelompok tersebut dirombak dan digilir kembali.
3. Makan di Dalam Kelas Bersama Guru
Fakta unik berikutnya tentang sistem pendidikan di Jepang merupakan para siswa hendak makan bersama para guru di dalam kelas. Umumnya, yang sering nampak merupakan para guru dan para siswa makan di suatu ruang terpisah dan tidak sering nampak berbincang bersama kecuali jam pelajaran, tetapi berbeda jika Jepang.
Salah satu sistem tersebut ialah norma yang dikira menolong dalam membangun jalinan siswa- guru yang positif. Dikala makan, obrolan yang sangat bermanfaat bisa terjalin yang bisa menolong membangun atmosfer kekeluargaan.
Tidak hanya itu, sistem pendidikan Jepang membenarkan para siswa makan santapan yang sehat dan balance. Jadi, di sekolah dasar dan sekolah menengah awal negara, makan siang dimasak cocok dengan menu standar yang dibesarkan oleh tenaga kesehatan handal dan koki bermutu.
4. Siswa Jepang Belajar Puisi dan Kaligrafi Jepang
Siswa di Jepang hendak belajar puisi dan kaligrafi Jepang. Sepertinya mata pelajaran satu ini merupakan mata pelajaran spesial dan wajib dipahami. Kaligrafi Jepang, pula diucap Shodo, merupakan sesuatu wujud seni di mana orang menulis kepribadian kanji yang bermakna( kepribadian Tiongkok yang digunakan dalam sistem penyusunan Jepang) dengan cara yang ekspresif dan kreatif.
Di sisi yang lain, Haiku merupakan wujud puisi di mana frasa simpel digunakan untuk mengantarkan emosi yang mendalam kepada pembaca. Wujud puisi ini dikira mempunyai dampak intelektual, terapeutik, dan estetika. Kedua kelas ini mengarahkan kanak- kanak untuk menghormati tradisi berumur seabad dan menghargai budaya mereka.
5. Wajib Kenakan Seragam Sekolah
Terpaut seragam sekolah, tiap negara pastinya berbeda. Begitu pula dengan Jepang. Jepang mewajibkan para siswa kenakan seragam sekolah. Kebijakan seragam di nyaris tiap sekolah menengah awal di Jepang dimaksudkan untuk melenyapkan hambatan dan menolong tingkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kebersamaan di antara siswa.
Kode berpakaian membolehkan atensi siswa disalurkan ke arah pendidikan dan perkembangan, dan mendesak anak untuk mengejar ekspresi diri lewat tata cara tidak hanya baju. Kebijakan ini bertujuan menanamkan ilham kalau kala siswa mengenakan pakaian yang sama, mereka hendak merasa jadi bagian satu sama lain. Pula terdapat stigma yang tumbuh kalau daripada mengurusi tentang penampilan, para pelajar hendaknya fokus belajar saja.