Mengenal Sistem Pendidikan Di Jerman – Jerman pastinya merupakan salah satu negeri yang namanya telah masyhur di dunia. Untuk kita yang berasal dari Indonesia, nama Jerman umumnya hendak menegaskan kita pada teknologi, negeri maju, sepakbola, serta pastinya sistem pendidikan yang mumpuni.
Tiap tahunnya, tidak sedikit orang Indonesia serta pula warga dari negeri lain yang berbondong- bondong mau ke Jerman. Salah satu sebabnya terlebih jika bukan buat mencicipi sistem pendidikan di negeri ini.
SISTEM PENDIDIKAN DI JERMAN– PART 1
Jika memandang tabel tersebut, sistem pendidikan di Jerman dapat digolongkan jadi 5 bagian, ialah:
- – Pendidikan anak usia dini( Kindergarten, Tageseltern, und Kinderkrippe)
- – Sekolah dasar( Grundschule)
- – Sekolah menengah( Tercantum di dalamnya: Hauptschule, Realschule, Gesamtschule, serta Gymnasium)
- – Pendidikan lanjutan( Universität und Fachhochschule)
Hingga di mari bisa jadi sahabat hendak berfikir, wah ribet pula sistem pendidikannya. Berbeda dengan Indonesia yang diawali dari TK, SD, SMP, SMA/ Sekolah Menengah Kejuruan(SMK), sampai kuliah. Sistem pendidikan di Jerman bagi aku lebih khusus serta lebih terencana. Sehingga semenjak dini, remaja- remaja di Jerman telah dapat kurang lebih memastikan arah tujuan pendidikan mereka. Pasti saja dengan dorongan serta masukan dari orang tua serta pengajar di Sekolah.
PENDIDIKAN USIA DINI( Usia 6 Tahun)
Mirip dengan Indonesia, pendidikan usia dini ini diperuntukkan buat kanak- kanak yang berusia 0- 6 tahun. Jika bahasa biasanya sih diucap dengan Kindergarten alias TK.
Umumnya orang tua pula dapat menitipkan anaknya di institusi buat kanak- kanak kala mereka lagi bekerja. Sebagian tempat malah menawarkan jasa buat kanak- kanak bermalam serta keesokan harinya dapat dijemput oleh orang tua mereka.
Pendidikan usia dini ini biasanya berlangsung sepanjang 7 jam per hari, diiringi dengan break serta pula makan siang. Hal- hal yang didapat oleh kanak- kanak pastinya seputar pertumbuhan anak usia dini, semacam menyanyi, bermain, membaca novel bergambar, mendatangi tempat- tempat universal semacam playground, dsb.
Di akhir pendidikan usia dini ini pengajar ataupun pendidik hendak berdiskusi dengan orang tua menimpa pertumbuhan anak mereka. Tenaga pendidik pastinya secara terus menerus sudah mencermati pertumbuhan sang anak. Apabila dikira lumayan, hingga anak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkatan berikutnya.
Lalu, apa yang terjalin apabila sang anak tidak siap?
Terkadang pastinya terdapat kanak- kanak yang umurnya telah lumayan buat sekolah dasar, hendak namun perkembangannya belum dinilai lumayan misalnya buat kanak- kanak berkebutuhan spesial. Di Jerman, kanak- kanak ini dapat menjajaki sekolah spesial yang biasa diucap Schulkindergärten serta Vorklassen.
SEKOLAH DASAR( Usia 6 Tahun)
Mirip dengan Indonesia, Jerman pula mempunyai sistem pendidikan harus yang berdurasi dekat 9 tahun sampai Gymnasium ataupun 10 tahun pada jenjang pendidikan yang lain. Pendidikan harus ini diawali dengan sekolah dasar( Grundschule).
Pada bulan September tiap tahunnya, kanak- kanak dapat mengawali sekolah dasar apabila telah menggapai usia 6 tahun. Sekolah dasar ini wajib dituntaskan sampai kelas 4.
Di Jerman sendiri ada 2 tipe sekolah dasar, yang awal merupakan sistem 5 hari dengan total 188 hari pengajaran per tahun. Berikutnya terdapat sistem 6 hari, dengan total 208 hari pengajaran pertahun. Pada sistem ini umumnya kanak- kanak wajib sekolah pada 2 hari Sabtu tiap bulannya.
Mata pelajaran yang diajarkan meliputi Bahasa Jerman, Matematika, Bahasa Asing, Seni, Kerajinan Tangan, Berolahraga, Musik, sampai pelajaran Agama. Mirip dengan sekolah di Indonesia ya?
Uniknya, Jerman pula sediakan sekolah spesial untuk kanak- kanak yang orang tuanya wajib senantiasa berpindah- pindah sehingga tidak dapat belajar di sekolah dasar pada biasanya. Sekolah ini diucap‘‘ Schule für die Kinder beruflich Reisender‘‘ alias sekolah buat anak dari traveller handal. Apalagi terdapat pula‘‘ Schule für Circuskinder‘‘ alias sekolah buat kanak- kanak yang orang tuanya bekerja di sirkus ataupun bidang pentas seni.
Saat sebelum merambah dini kelas 5, kanak- kanak serta orang tua wajib mempunyai tipe pendidikan lanjutan yang di idamkan. Buat menuntaskan sekolah dasar, murid- murid di Jerman tidak butuh melaksanakan tes. Umumnya pula tidak terdapat sertifikat tertentu( kecuali di provinsi Baden- Württemberg serta Rheinland- Pfalz). Pastinya, terdapat tujuan serta pencapaian tertentu yang wajib dicapai para murid di masa sekolah dasar ini.
Bagaimanakah sistem penilaiannya?
Sehabis menuntaskan kelas 1, kanak- kanak hendak secara otomatis naik ke kelas 2. Di mulai dari kelas 2 inilah kanak- kanak hendak memperoleh nilai tertentu. Apabila nilainya kurang, hingga mereka wajib mengulang. Nilai- nilai ini hendak tertera pada rapor murid ataupun yang biasa diucap Zeugnis.
Sistem penilaiannya memakai sistem skala 6, ialah:
- 1= Sangat memuaskan
- 2= Memuaskan
- 3= Cukup
- 4= Memadai
- 5= Buruk
- 6= Sangat buruk
Sistem ini pastinya sangat berbeda dengan Indonesia yang umumnya dari 0 sampai 10/ 100, di mana terus menjadi besar nilai, terus menjadi memuaskan pula kinerja muridnya.
SEKOLAH MENENGAH( Usia 10 Tahun)
Pendidikan di sekolah menengah di Jerman ini bagi aku sangat terspesifikasi serta bisa jadi saja nampak rumit untuk kita yang terbiasa dengan sistem SMP serta SMA di Indonesia. Di Jerman, sekolah menengah ini terdiri dari sebagian tipe.
Utamanya sekolah menengah di Jerman dipecah jadi 2 bagian ialah Sekundarstufe I( Sekolah Menengah Awal) serta Sekundarstufe II( Sekolah Menengah Atas). Sekundarstufe I diperuntukkan buat murid berumur 10 sampai 15/ 16 tahun serta Sekundarstufe II buat murid berumur 15/ 16 sampai 18 tahun yang telah menuntaskan pendidikan di tingkatan lebih dahulu.
Tujuan dari sekolah menengah:
- Mengikutsertakan murid secara intelektual, jasmani, serta emosional
- Mengarahkan kemandirian, pembuatan keputusan, serta pula tanggung jawab personal, sosial, serta politik
- Menolong murid mencapai tujuan dalam pendidikan mereka
- Berikan support buat tingkatkan pengetahuan
Tipe- tipe sekolah menengah:
- Gymnasium
Gymnasium menawarkan sistem pendidikan universal secara intensif yang umumnya dibutuhkan buat universitas. Umumnya terdiri dari kelas 5 sampai 12/ 13 yang hendak diakhiri dengan Abitur ataupun yang kerap diucap dengan Abi.
Kurikulum yang ditawarkan dapat berbeda dari satu sekolah ke sekolah lain. Hendak namun, mata pelajarannya biasanya meliputi Bahasa Jerman, Matematika, Pc, Fisika, Hayati, Kimia, Geografi, Seni, Musik, Sejarah, Bahasa Asing, dsb.
- Hauptschule
Terdiri dari kelas 5 sampai 9 ataupun apalagi 20. Sistem pengajarannya universal serta cenderung bertabiat dasar( tidak setinggi Gymnasium). Pada akhir tahun pendidikan murid- murid hendak memperoleh predikat Hauptschulabschluss.
- Realschule
Menawarkan pendidikan yang lebih ekstensif, mulai dari kelas 5 sampai 10. Pada akhir Realschule, murid hendak memperoleh predikat Realschulabschluss.
Sistem penilaiannya memakai sistem skala 6, ialah:
- 1= Sangat memuaskan
- 2= Memuaskan
- 3= Cukup
- 4= Memadai
- 5= Buruk
- 6= Sangat buruk
Tidak hingga di sana saja, masih terdapat sebagian tipe sekolah menengah di Jerman serta pula pendidikan setara universitas di Jerman.